Hallo teman-teman, pada artikel ini kami akan membahas secara tuntang seputar kelemahan turnitin. Pasti kamu sering mendengar nama aplikasi turnitin.
Ya, Aplikasi ini bekerja untuk mengecek plagiasi. Aplikasi yang diyakini oleh para Akademisi untuk menunjang pembuatan tugas akhir.
Nah, untuk meminimalisir perilaku yang tidak bertanggung jawab, maka digunakanlah software pengecekan plagiasi agar bisa terkontrol, salah satunya Turnitin.
Apa Itu Turnitin?
Sebelum kamu masuk kedalam inti pembahasan yaitu kelemahan turnitin, sebaiknya kamu ketahui dan pahami terlebih dahulu tentang apa itu turnitin
Turnitin adalah perangkat lunak deteksi plagiarisme berbasis cloud yang menggunakan algoritma cerdas untuk menganalisis dan membandingkan teks. Perangkat lunak ini memeriksa kemiripan konten dalam dokumen dengan database besar sumber daya yang terdiri dari jurnal akademik, situs web, dan dokumen lainnya. Ketika dokumen diperiksa, Turnitin akan menunjukkan persentase kemiripan antara dokumen tersebut dengan sumber yang ada di dalam database. Hasil ini akan membantu dosen atau pengajar untuk mengevaluasi apakah suatu karya tersebut memiliki tingkat keaslian yang memadai atau tidak.
Cara kerja Turnitin tergolong sederhana. Setelah dokumen dimasukkan ke dalam perangkat lunak, Turnitin akan memecah dokumen tersebut menjadi fragmen-fragmen kecil. Kemudian, fragmen-fragmen ini akan dibandingkan dengan database Turnitin untuk mencari kemiripan teks. Setelah proses ini selesai, Turnitin akan menghasilkan laporan kemiripan yang disebut dengan Originality Report. Originality Report ini akan menunjukkan persentase kemiripan antara dokumen dengan sumber daya yang ditemukan dalam database Turnitin. Hasil laporan ini bisa digunakan oleh dosen atau pengajar untuk mengevaluasi karya mahasiswa dan menentukan apakah karya tersebut memiliki keaslian yang memadai atau tidak.
Baca Juga : Cara Kerja Turnitin
Kelemahan Turnitin
1. Kelemahan Analisis Konteks
Salah satu kelemahan Turnitin adalah bahwa ia hanya dapat melakukan analisis permukaan dari teks yang diperiksa. Ini berarti bahwa meskipun Turnitin dapat menemukan tumpang tindih antara teks yang diuji dengan teks yang ada di database, ia tidak dapat melakukan analisis konteks yang lebih dalam dari dokumen yang diperiksa.
Misalnya, jika siswa menyalin dan menempelkan teks dari sebuah sumber, tetapi kemudian memodifikasi kalimat dan struktur kalimatnya, Turnitin mungkin tidak dapat mendeteksinya. Ini karena meskipun teks yang diuji tidak sepenuhnya identik dengan sumber aslinya, masih terdapat kesamaan yang mencurigakan di antara keduanya.
Dalam hal ini, seorang pengajar harus melakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan apakah siswa telah melakukan plagiarisme. Namun, jika pengajar hanya bergantung pada hasil Turnitin saja, mereka dapat melewatkan kasus plagiarisme yang sebenarnya.
2. Kelemahan Penggunaan Multiple Languages
Turnitin didasarkan pada database bahasa Inggris dan mungkin tidak dapat secara akurat mendeteksi plagiarisme dalam bahasa lain. Ini dapat menjadi masalah terutama di lingkungan akademik di mana mahasiswa berbicara dalam berbagai bahasa.
Jika seorang siswa menulis dalam bahasa selain bahasa Inggris, Turnitin mungkin tidak dapat mendeteksi plagiarisme yang mungkin terjadi dalam bahasa tersebut. Ini dapat menghasilkan hasil yang salah dan membuat pengajar bingung tentang apakah plagiarisme benar-benar terjadi atau tidak.
3. Kelemahan Plagiarisme Dalam Karya Tidak Diterbitkan
Turnitin hanya dapat mendeteksi plagiarisme dari sumber yang terdaftar dalam database-nya. Ini berarti bahwa jika seorang siswa menyalin dan menempelkan teks dari karya yang belum diterbitkan, seperti tesis mahasiswa atau laporan laboratorium, Turnitin mungkin tidak dapat mendeteksinya.
Hal ini terutama terjadi ketika siswa menyalin karya teman sekelas atau senior sebelumnya yang mungkin tidak diterbitkan di bawah lisensi terbuka. Dalam kasus seperti itu, pengajar harus melakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan apakah plagiarisme telah terjadi atau tidak.
4. Kelemahan Penggunaan Sistem OCR
Turnitin menggunakan teknologi OCR (Optical Character Recognition) untuk membaca teks yang diuji. Namun, teknologi OCR tidak selalu akurat dan dapat menghasilkan kesalahan dalam membaca karakter tertentu. Ini dapat menyebabkan kesalahan dalam mendeteksi plagiarisme atau kesalahan dalam membandingkan teks yang diuji dengan teks yang ada di database.
Selain itu, jika dokumen yang diuji berisi gambar atau grafik, Turnitin mungkin tidak dapat membaca atau membandingkan bagian ini. Ini dapat mempengaruhi akurasi hasil dan membuat pengajar sulit untuk menentukan apakah plagiarisme terjadi atau tidak.
5. Kelemahan Dalam Mendeteksi Parafraase
Turnitin juga dapat memiliki kesulitan dalam mendeteksi parafraase, yaitu ketika seseorang mengubah kata-kata dan struktur kalimat dari sumber asli tetapi masih mempertahankan makna yang sama. Ini dapat menyebabkan hasil yang salah karena teks yang diuji tidak secara identik dengan teks yang ada di database.
Dalam kasus seperti itu, pengajar harus melakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan apakah plagiarisme terjadi atau tidak. Namun, jika pengajar hanya bergantung pada hasil Turnitin saja, mereka dapat melewatkan kasus plagiarisme yang sebenarnya.
6. Kelemahan Dalam Mengatasi Hasil Salah
Turnitin dapat menghasilkan hasil yang salah karena berbagai alasan, seperti kesalahan teknis atau kegagalan sistem. Jika hasil yang salah dihasilkan, hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam menentukan apakah plagiarisme terjadi atau tidak.
Selain itu, Turnitin juga dapat menghasilkan hasil yang salah jika teks yang diuji sangat mirip dengan teks yang ada di database. Ini dapat mengakibatkan kesalahan positif dan membuat pengajar salah mengidentifikasi kasus plagiarisme.
Bagaimana Mengatasi Kelemahan Turnitin?
Meskipun Turnitin memiliki kelemahan, ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa Turnitin digunakan secara efektif dalam mendeteksi plagiarisme.
1. Melakukan Analisis Lebih Lanjut
Pengajar harus melakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan apakah plagiarisme terjadi atau tidak, terutama jika hasil Turnitin mencurigakan atau tidak memberikan jawaban yang jelas. Ini dapat melibatkan membaca teks secara lebih cermat, melakukan pengecekan manual, atau menggunakan sistem deteksi plagiarisme lainnya.
2. Menggunakan Sistem Deteksi Plagiarisme Lainnya
Selain Turnitin, ada beberapa sistem deteksi plagiarisme lainnya yang dapat digunakan, seperti Grammarly atau Copyscape. Pengajar dapat mempertimbangkan menggunakan sistem ini sebagai pelengkap Turnitin untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
3. Memberikan Pendidikan Tentang Plagiarisme
Memberikan pendidikan tentang plagiat kepada siswa dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya kasus plagiarisme. Dalam pelatihan ini, siswa dapat belajar tentang etika menulis dan cara menghindari plagiarisme. Hal ini dapat membantu mencegah kasus plagiarisme sebelum terjadi dan mengurangi kebutuhan untuk menggunakan Turnitin sebagai alat deteksi.
4. Menggunakan Turnitin Dengan Bijak
Pengajar harus menggunakan Turnitin dengan bijak dan tidak hanya bergantung pada hasil yang dihasilkan oleh sistem. Pengajar harus melakukan analisis lebih lanjut dan mempertimbangkan kelemahan Turnitin dalam mendeteksi plagiarisme. Selain itu, pengajar harus mengajarkan siswa tentang cara menggunakan Turnitin dengan benar dan menghindari kesalahan umum dalam penulisan yang dapat menyebabkan kesalahan hasil.
5. Mengembangkan Kriteria Penilaian Yang Jelas
Pengajar harus mengembangkan kriteria penilaian yang jelas dan terperinci untuk menghindari ambigu dalam menentukan apakah sebuah pekerjaan merupakan plagiarisme atau tidak. Hal ini dapat membantu meminimalkan kesalahan dan kesalahpahaman dalam penggunaan Turnitin.
6. Melakukan Uji Coba Terlebih Dahulu
Sebelum menggunakan Turnitin untuk penilaian resmi, pengajar dapat melakukan uji coba terlebih dahulu untuk memastikan sistem ini dapat digunakan dengan benar dan menghasilkan hasil yang akurat. Hal ini juga dapat membantu siswa memahami cara kerja Turnitin dan mencegah kesalahan yang mungkin terjadi selama penggunaan yang sebenarnya.
7. Menentukan Kebijakan Sekolah Yang Jelas
Sekolah harus memiliki kebijakan yang jelas tentang penggunaan Turnitin dan bagaimana hasil deteksi plagiarisme akan ditangani. Hal ini dapat membantu siswa dan pengajar memahami pentingnya etika menulis dan membantu mencegah plagiarisme.
Kesimpulan
Nah, mungkin itu saja yang bisa kami sampaikan terkait kelemahan turnitin, semoga dengan adanya artikel kelemahan turniyin bisa berguna dan bermanfaat bagi teman-teman semua.